Senin, 10 November 2008

"9" Code, Angka Fenomenal Religius

BAB V : KODE “9” DI BALIK MIMPI
Bukan mimpi tak berarti, tapi orang yang tak mengerti arti mimpi

Pendahuluan
Menjelang akhir tahun 1996, intensitas spiritual saya sedang tinggi dan
dimulainya tahun spiritual bagi saya. Pertama kali saya merasakan
kebahagiaan yang tak terkira yang membuat saya tidak sanggup tidak menyembahNya.
Sesuatu yang dianggap irasional karena tidak terjawabkan hanya dengan
akal pikiran manusia, namun terjawab dengan kemurnian hati.
Sesuatu itu adalah saya mengalami pencerahan, saya merasa dekat
denganNya. Saya merasakan hati ini hidup. Saya merasakan lahir kembali. Saya
merasakan disucikan olehNya. Saya merasakan beberapa kali indra mata dan
telinga saya melihat dan mendengar sesuatu dalam dimensi lain. Dengan mata,
telinga dan hati saya percaya adanya surga, neraka dan Allah. Baru kali ini seumur
hidup saya merasakan getaran yang tak terhingga rasanya. Pada saat itulah saya
mulai sering bermimpi. Saya merasakan diberikan pengajaran langsung dari Allah
ke hati dan pikiran melalui pesan dan petunjuk dalam mimpi.
Awalnya saya tercengang mengalami peristiwa fakta kenyataan dan
kebenaran di lapangan alam nyata yang berasal dari alam mimpi yang substansinya
persis seperti dalam mimpi dan berhubungan dengan pesan mimpi.
Namun karena fakta terjadi berulang-ulang, maka kemudian rasa takjub
mendorong saya untuk mencatat, menganalisa dan mengeksplorasi mimpi. Saat
itulah saya merasa betapa sayangnya kalau pesan mimpi ini diabaikan begitu saja
tanpa mencatatnya sebagai bahan informasi, rujukan, referensi, evaluasi, introspeksi,
cermin diri dan pengajaran dalam hidup dan kehidupan saya.
Belakangan baru saya sadari ternyata hal pencerahan itu saya dapatkan
setelah menginternalisasi program-program pengembangan karakter manusia dari
LMI dan SMI dengan Total Person Concept – sebagaimana disinggung di bawah
ini, tepat dalam waktu selama “9” bulan.

“9” CODE Angka Fenomenal Religius
Mimpi Menggunakan Perumpamaan :
Saya merasa seperti hidup di dua alam, baik di alam mimpi mau pun di alam
nyata. Walau berbeda alam, tapi peristiwa yang dialami baik dalam alam nyata
maupun alam mimpi secara substansial hakiki tidak ada perbedaan. Yang membuatnya
berbeda adalah:
Pertama, alam nyata terjadi dalam peristiwa waktu kini di depan mata,
sedangkan alam mimpi terjadi dalam peristiwa waktu tak terbatas menembus
ruang dan waktu. Itulah mengapa mimpi tidak mudah dimengerti karena
terkadang peristiwanya belum terjadi di depan mata.
Kedua, peristiwa yang terjadi dalam alam nyata langsung dapat dimengerti
dan diterjemahkan karena menggunakan bahasa biasa yang bermakna langsung,
sedangkan peristiwa dalam alam mimpi tidak langsung dapat dimengerti karena
menggunakan bahasa simbolik secara universal dan individual, bahasa isyarat,
bahasa kiasan, bahasa ibarat yang bermakna di balik perumpamaan dan diterjemahkan
dengan bahasa karunia. Hal perumpamaan sebagaimana ada tertulis
dalam surat Kitab Suci Injil berikut ini :
Matius 13:10,11,13,35 :
“Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya:
‘Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?’.
Jawab Yesus: ‘Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan
Sorga, tetapi kepada mereka tidak’. Itulah sebabnya Aku berkata-kata
dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka
tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan
tidak mengerti. Supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: ’Aku
mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan
hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan’”.
Ada dua faktor yang membuat mimpi tidak dapat dimengerti: Faktor
pertama, gambar di layar mimpi sudah jelas, namun maknanya tidak dapat
dimengerti. Makna perumpamaan dalam bahasa mimpi tersebut tersembunyi dan
hanya dapat diterjemahkan dengan bahasa karunia, disamping pembelajaran dari
pengalaman banyaknya dikirim pesan melalui mimpi, juga kepekaan dan daya
meneliti dalam tingkat tertentu.
Faktor kedua, gambar di layar mimpi tidak jelas, karena mimpi datang dari
cuaca hati dalam tingkat kebersihan hati yang tidak memenuhi syarat. Seperti layar
televisi yang membutuhkan cuaca alam dalam tingkat kebersihan tertentu guna
menangkap informasi dan gambar yang jelas, jernih dapat dibaca, begitu juga layar
mimpi membutuhkan cuaca hati dalam tingkat kebersihan tertentu guna menangkap
informasi dan gambar yang jelas, jernih dapat dibaca.

Kode “9” Di Balik Mimpi
Ketiga, peristiwa dalam alam nyata terjadi dalam keadaan pikiran tidak tidur,
sehingga hati bekerja diintervensi oleh pikiran, sedangkan peristiwa dalam alam
mimpi terjadi dalam keadaan pikiran tertidur, sehingga hati bekerja tanpa
diintervensi pikiran.
Oleh karena pikiran sedang bekerja di alam nyata, sementara pikiran bisa
berbohong, maka alam nyata bisa saja berbohong. Tapi, karena pikiran tidak sedang
bekerja di alam mimpi dan hati tidak bisa berbohong, maka alam mimpi mutlak tidak
bisa berbohong.
Dengan kata lain, alam mimpi berasal dari hati murni tanpa dipengaruhi
pikiran. Masalahnya adalah, hati yang murni tersebut dalam keadaan on hidup
siap dipergunakan atau dalam keadaan off mati sehingga tidak bisa dihubungi oleh
Maha Pencipta?
Fakta mengatakan manusia hidup dengan hati, namun tidak banyak dengan hati
yang hidup. Kesibukan duniawi terkadang kita tidak sempat terus menerus
menyentuh dan menghidupkan mesin yang satu ini. Hati yang hidup adalah hati
yang on senantiasa dekat dan hidup bersatu dengan Allah. Kebenaran berikut
pemahamannya hanya dapat bernaung di dalam kondisi hati seperti ini untuk
dijadikan media sesuai kehendakNya.
Mimpi Bukan Sub-consciousness :
Seperti kebiasaan banyak orang beranggapan bahwa mimpi adalah manifestasi
dari alam bawah sadar atau sub-consciousness seseorang, atau ada yang
menyebutnya sebagai bunga tidur yang tiada arti, begitu pula angggapan saya
mengenai mimpi ketika itu, sebelum mendapat pemahaman mimpi. Itulah mengapa
pada awalnya saya belum peduli dan tidak menggubris soal mimpi.
Sampai pada suatu saat dengan berjalannya waktu, mimpi-mimpi itu selalu saja
menjadi fakta dan nyata. Analisa dan fakta dari pengalaman pribadi secara intensif
dan pengamatan empiris selama lebih dari sepuluh tahun yang saya alami lebih
membuktikan bahwa sebenarnya bukan mimpi tak berarti, tapi banyak orang tak
mengerti arti mimpi.
Tertib logikanya menurut saya, karena hati yang murni berasal dari kebenaran
tertinggi yaitu Allah, maka mimpi berasal dari Allah langsung, bukan datang dari
alam bawah sadar atau sub-consciousness, seperti banyak teori para ahli ilmu
jiwa.
Hal sub-consciousness ini juga dikukuhkan Allah melalui pesan mimpi. Ketika
saya sering mengatakan bahwa mimpi-mimpi saya itu adalah sub-consciousness
dan pada saat hati saya beranggapan bahwa mimpi adalah sub-consciousness,
Allah meluruskannya. Dia mengirimkan pesan mimpi yang ketika itu tidak tercatat
tepat tanggalnya sebagaimana di bawah ini :
56
“9” CODE Angka Fenomenal Religius
Pesan mimpi tahun 1996 :
“Ada seseorang yang hatinya selalu tertuju kepada Allah mengatakan kepada
saya ’Annie, itu bukan sub-consciousness, tapi itu dari Allah’ “.
Mimpi Sebagai Komunikasi Allah :
Ternyata, mimpi adalah jalur komunikasi dengan Allah sebagai media
penyampaian pesan. Pesan mimpi merupakan petunjuk yang memiliki kekuatan
untuk mengoreksi, memperbaiki dan meluruskan masalah kehidupan yang
terkadang salah kaprah, atau mengarahkan jalan kehidupan. Sejak tertangkap
maksud mimpi, saat itu tindakan saya di alam nyata banyak bertolak dan terkadang
menunggu dari pesan dan petunjuk yang disampaikan melalui mimpi-mimpi
tersebut. Sebagaimana dalam peristiwa-peristiwa yang dikemukakan dalam babbab
di bawah ini, termasuk Bab VIII: “Yesus” Menjamah Melalui Karunia Allah,
dimana “Yesus” pertama kali menjamah saya melalui mimpi pada tahun 1998.
Sampai saat ini, hampir setiap hari saya mengalami mimpi baik pada saat tidur
malam maupun siang. Tidak seperti kebanyakan orang mudah lupa dengan
peristiwa yang dialami dalam mimpi, peristiwa yang saya alami dalam kehidupan
alam mimpi sangat kuat dalam ingatan sekuat mengingat peristiwa yang saya alami
dalam kehidupan alam nyata, bahkan terkadang melekat di pikiran dan hati.
Karena mimpi adalah fasilitas komunikasi yang disediakan Allah bagi manusia
untuk dapat dihubungiNya, sebagaimana roh adalah merupakan kreatifitas Allah,
maka saya beranggapan mimpi merupakan bidang praktikal ilmu religius, bukan
teori ilmu lainnya.
Belakangan setelah terbuka tabir kode “9” tahun 2002 dan terbuka kebenaran
Firman Allah tahun 2005, barulah saya mengerti. Sebagaimna kode “9”, mimpi
adalah karunia dari Allah sebagai media komunikasi denganNya. Bahkan, ketika
saya mengamati catatan mimpi, ternyata banyak jumlah tanggal bulan dan tahun
bermimpi atau hasil tindakan mengikuti pesan mimpi mengisyaratkan kode “9”.
Media mimpi dan kode “9” berfungsi saling mengukuhkan daya percayanya bahwa
di balik itu ada pesan kehendak Allah.
Pesan dari media mimpi yang mengisyaratkan kode “9” atau pesan mimpi
yang kemudian direspon dan memberikan kode “9” ini sangat komunikatif, terasa
dekat sekali dan ada interaksi antara saya dan Roh Yang Maha Kuasa. Di
antaranya sebagaimana dikemukakan dalam kisah-kisah ridho Allah sehubungan
dengan konsep manusia total yaitu konsep keseimbangan hidup di bawah ini.
Hal dan pesan mimpi lain yang sarat dengan pelurusan anggapan-anggapan
yang banyak terimplementasikan secara tidak proporsional dalam kehidupan seharihari
seperti cara berzakat, anggapan patung, melahirkan cara sesar dan banyak
lagi, tidak dibahas di buku ini tapi dalam buku tersendiri yang insya Allah dapat
terbit dalam waktu kemudian.
57
Kode “9” Di Balik Mimpi
Kode “9” Di Balik Konsep
Setelah menamatkan sekolah M.B.A. Februari 1993, cukup lama saya
mengirim surat lamaran pekerjaan ke sana kemari tapi tidak mendapatkan
jawaban. Dengan banyaknya waktu menggiring saya banyak melakukan tafakur
dan intensif berdoa kepada Allah sehingga saya dapat menikmati salah satu aspek
kehidupan, yaitu bidang spiritual.
Akhirnya tiga tahun kemudian, tanpa melamar pada April 1996, melalui
relasi sekantor suami Mr. Owen Podger – warga negara Australia, saya direkrut di
bawah bendera Leadership Management International Institute (LMI), institusi
asal Texas, Amerika, yang beroperasi di Indonesia atas nama perusahaan PT. Bina
Insan Asih.
LMI bergerak dalam bidang People Development/Pengembangan Karakter
Manusia dengan konsep Total Person Concept: 1) Spiritual & Ethical, 2)
Physical & Health, 3) Mental & Educational, 4) Family & Home, 5) Financial
& Career, 6) Social & Cultural. Program dengan konsep menjadi manusia total
untuk pencapaian keseimbangan hidup dalam enam area kehidupan yaitu 1)
Spiritual & Etika, 2) Fisik & Kesehatan, 3) Mental & Pendidikan, 4) Keluarga &
Rumah Tangga, 5) Keuangan & Karir, 6) Sosial & Budaya.
Saya memulai karir beranjak dari bawah dengan tugas menjual dan
memberikan pelatihan program. Tiga bulan pertama saya ditempatkan sebagai
Sales Associate, tiga bulan kedua diangkat menjadi Sales Manager, dan tiga bulan
ketiga dipercaya menggantikan posisi top Mr. Owen Podger dengan diangkat
menjadi LMI Director for Indonesia. Proses dari awal hingga akhir sampai
menjadi LMI Director selama “9” bulan.
Desember 1996, baru tiga bulan menjadi LMI Director yang belum
menunjukkan hasil signifikan, saya dikirim ke Auckland - New Zealand bersama
dengan Master Franchisee LMI Indonesia dan staff lainnya untuk pelatihan
program lainnya yang diperlukan. Di Auckland kami dilatih langsung oleh Ian
Fredericks, Asian African Director for LMI & SMI (Success Motivation
International Institute, masih satu payung dengan LMI). Singkat cerita, saya
ditawarkannya menjadi Pemegang Master Franchisee untuk menjalani bisnis SMI
dengan jabatan baru General Director for SMI Indonesia.
Pekerjaan LMI & SMI menuntut saya menjadi Product of the product.
Artinya, sebelum saya mengajarkan nilai-nilai dalam produk yang dijual dan
ditransfer kepada orang lain, saya harus mengadopsi dan menginternalisasi nilainilai
pengembangan karakter manusia tersebut, menjadi seperti apa yang diajarkan
produk tersebut terlebih dahulu dengan visi Motivating people to their full Godgiven
potential. Artinya, memotivasi manusia sepenuh potensi yang diberikan
Allah.
58
“9” CODE Angka Fenomenal Religius
Konsekuensinya, dalam bekerja pada saat awal, saya lebih banyak belajar
sehingga waktu yang dijalani lebih banyak mendalami dan mengupas program
produk itu. Belakangan, barulah sadar ternyata saya benar-benar mewujudkan
product of the product yang diinginkan program tersebut. Saya menemukan
potensi diri yang tersembunyi di dalam diri saya dalam bidang spiritual,
sebagaimana yang dikemukakan dalam nbuku ini.
Dalam masa transisi dari LMI ke SMI, banyak persiapan yang perlu dijalani
agar SMI dapat beroperasi di Indonesia. Salah satu adalah hadir dalam Pertemuan
LMI & SMI sedunia di Seoul, Korea Selatan. Pertemuan dimaksudkan untuk
bertemu dengan pemegang institusi LMI & SMI sedunia, pelatihan pengembangan
program baru, persiapan kontrak dengan The LMI & SMI President, Texas, USA,
Mr. Randy Slechta.
Ian mengharapkan saya dapat hadir dalam Pertemuan Internasional di Korea
dalam rangka dapat memulai bisnis SMI dengan kontrak formal langsung dari
Randy. Pertemuan Internasional pertama bagi saya ini merupakan obsesi di
samping ada keraguan apakah saya tetap di LMI atau beralih ke SMI, serta
apakah bisa bergabung dalam acara itu nanti. Dalam perasaan antara obsesi dan
keraguan, ternyata Allah mendukung dengan mengirim pesan mimpi dengan
ilustrasi mimpi sebagai berikut :
Pesan mimpi Jumat pukul 4 tanggal 4 bulan 4 tahun 1997 :
“Situasi Randy Slechta sedang duduk agak menyamping terlihat kurang puas
dan bicara kepada saya seperti ini :
Randy : You have to change your behaviour’ (Anda harus mengubah perilaku
Anda)
Saya : (Dengan bahasa tubuh bertanya apakah saya bisa bergabung dengan
SMI?)
Randy : ’Yes, we can start next 3 or 4 months’ (Ya, kita bisa mulai 3 atau 4
bulan lagi)
Saya : ’Ok, I’ll send you my proposal’ “ (Baik, saya akan kirimkan proposal)
Pesan mimpi ini bermakna Randy kurang puas dengan situasi bisnis LMI di
Indonesia. Namun dia tetap mengizinkan saya untuk dapat memulai bisnis SMI
ketika dalam pertemuan internasional nanti. Pesan mimpi itu sangat tepat dan saya
baru tahu belakangan ketika itu ternyata acara akan diselenggarakan sekitar tiga atau
empat bulan ke depan, yaitu Pertemuan Internasional tanggal 21–07–1997 (“9”).
Ketika hati ragu memilih antara LMI atau SMI, Allah mendukung saya untuk
memilih SMI, dengan mengirimkan pesan melalui mimpi dengan ilustrasi mimpi
sebagai berikut :
59
Kode “9” Di Balik Mimpi
Pesan mimpi tanggal 20 – 04 – 1997 :
“Saya berhadap-hadapan dengan seseorang dengan pembicaraan sebagai
berikut :
Saya : ’SMI singkatan dari Success Motivation International’
Orang : ’Wah, dari namanya saja sudah powerful, yah itu. Yang lama apa ?’
Saya : ’LMI, singkatan dari Leadership Management International. Yang
mana ?’.
Orang : ’Yah itu tadi, SMI’.
Saya bertolak dari pesan-pesan mimpi itu dan segera bergerak menyiapkan
proposal untuk bisnis SMI. Banyak pesan lain yang disampaikan mengenai situasi
kondisi bisnis SMI ini, yang tidak semua dikemukakan dalam buku ini. Setelah tiga
bulan berlalu siap dengan proposal dan mendekati hari H, tiga malam berturutturut
ketika tidur pada hari Jum’at, Sabtu dan Minggu tanggal 11, 12 dan 13 Juli
2007, saya terbangun tengah malam untuk ritual sholat tahajud menanyakan kepada
Allah kepastian pergi ke Korea, karena dana untuk keperluan acara ketika itu
belum memungkinkan. Bagaimana sebenarnya respon Ian terhadap saya mengenai
bisnis SMI ini di Indonesia, apakah ia benar-benar menghendaki saya dalam bisnis
ini atau tidak. Setelah sholat tahajud malam pertama itu saya langsung mendapat
jawaban melalui mimpi pertama berkode “9” seperti diilustrasikan ini :
Pesan mimpi pertama tanggal 12 – 07 – 1997 (“9”) :
“Ada atraksi demonstrasi masak di atas kuali besar oleh orang Indonesia di
lantai dasar. Begitu saya lihat dari lantai atas, orang yang melakukan atraksi tidak
ada dan kualinya kosong, dan baru akan mulai lagi. Saya mendatangi Ian yang
sedang duduk sendiri di barisan kursi kosong. Dia enggan melihat orang beratraksi
itu. Saya tanya, ’Apakah kamu tidak mau lihat orang melakukan atraksi itu?’. Dia
jawab, ’Tidak, malas’. Lalu saya menangkap jiwanya dengan bahasa tubuh yang
berkata, ’LMI kurang berhasil di Indonesia, saya ragu apakah SMI nanti begitu
juga?’. Saya jawab dengan bahasa tubuh, ’Saya bisa, jangan takut’. Lalu dia peluk
saya. Pelukan cukup lama, dilepas begitu ada orang lewat. Sambil melepaskan
pelukan dia berkata seperti klarifikasi, ’Memang saya punya dua perempuan lagi
seperti yang sudah kamu ketahui, mereka orang Korea dan Thailand’. Saya
mengangguk-angguk tanda tidak apa-apa, ’Bukankah itu tidak perlu?, karena ini
bukan hubungan cinta tapi hubungan bisnis’. Pengertian ini juga sudah ditangkap
olehnya. Setelah pelukan lepas dia sibuk dengan orang yang ada di sekitar”.
Pesan mimpi ini menjawab pertanyaan yang saya ajukan kepada Allah dalam
sholat tahajud yang bermakna bahwa, karena Ian menilai pemilik bisnis LMI di
Indonesia belum berhasil, dia jadi ragu apakah nanti SMI di Indonesia akan seperti
60
“9” CODE Angka Fenomenal Religius
itu pula. Setelah melihat kemauan saya, walau masih bertanya-tanya, namun Ian
bersedia mencoba bisnis SMI ini diberikan kepada saya. Saya dan Ian memang
saling bersimpati, tapi kami sudah mendapatkan saling pengertian bahwa hubungan
ini adalah hubungan bisnis bukan hubungan percintaan.
Walau Ian dan Randy sudah setuju bisnis SMI di Indonesia dilimpahkan
kepada saya sesuai makna mimpi itu, namun saya masih saja ragu kepastian
maknanya. Saya tanyakan lagi kepada Allah dalam doa tahajud kedua pada malam
kedua itu dan bermimpi lagi ketika bangun tidur hari Minggu dengan ilustrasi mimpi
kedua sebagai berikut :
Pesan mimpi kedua tanggal 13 – 07 – ’97 (“9”) :
“Saya lomba lari dengan kawan perempuan. Sambil lomba lari dia sarankan
lewat sana lewat sini. Lalu di depan ada sungai yang di atasnya ada kayu-kayu
ngambang. Dia suruh saya lompat saja ke kayu itu. Karena tidak ada jalan lain,
saya langsung lompat ke kayu ngambang itu dan selamat sampai di darat lagi, dan
saya menang. Saya bersembunyi di balik kursi-kursi di tempat keramaian, dia tahu
dan terus mencari. Dengan sorot matanya yang tajam Randy terus mengejar saya
dan bertemu. Lalu diukur tinggi badan saya dan dia, ternyata dia tinggi sekali dan
paling tinggi di antara semuanya. Dia mengajak saya ke tempatnya yang tinggi
seperti lantai 5 dengan menggunakan lift. Di dalam lift, ketika ada sedikit simpati
dengannya, dia yang kakinya bagus tinggi itu membuka stockingnya. Begitu
stocking dibuka, kakinya tidak seindah pakai stocking. Begitu tiba di lantai 5 dan
pintu lift terbuka, lantainya bergoyang-goyang. Saya agak takut, tapi dia tidak
masalah menyilahkan saya masuk saja. Saya lewati lantai yang bergoyang-goyang
itu. Lalu tibalah ke tempat penitipan kunci. Dia ambil kunci untuk ajak saya ke
ruangannya”.
Makna mimpi tersebut sebagai berikut: Simbol sorot mata dan orang yang
paling tinggi itu adalah Randy Slechta, President LMI & SMI. Pada awalnya
posisi antara dia dan saya memang seperti berlomba, tapi pada akhirnya saya yang
menang dan dia justru dalam posisi yang mengejar saya. Artinya saya menang
dalam posisi bargaining power atau kekuatan tawar menawar. Dia memberikan
arahan yang walaupun penuh resiko, saya dapat melewatinya. Membuka stocking,
bermakna walau posisinya tinggi, tapi dia sebenarnya tidaklah sebagus yang
terlihat. Artinya saya perlu hati-hati dalam menyikapi bisnis SMI ini. Lantai yang
bergoyang bermakna Indonesia mengalami krisis moneter. Tapi walau Indonesia
sedang mengalami krisis moneter, Randy tidak mempermasalahkannya dan dia
berikan kunci agar saya dapat memulai bisnis SMI ini.
Kedua pesan mimpi tersebut maknanya begitu jelas tertangkap. Tapi karena
ketika itu saya belum beriman kepada mimpi dan tidak percaya mimpi begitu saja
karena belum terbukti fakta konkret, di samping kondisi keuangan belum
61
Kode “9” Di Balik Mimpi
menjanjikan, maka pada hari ketiga saya sholat tahajud menanyakan lagi kepastian
kepergian ke Korea lalu tidur bermimpi dan terbangun hari Senin dengan ilustrasi
mimpi ke tiga sebagai berikut :
Pesan mimpi ketiga tanggal 14 – 07 – 1997 :
“Ada fax dari Ian Fredericks memberikan nomor registrasi tanda sudah
diregistrasi atau konfirmasi untuk hadir di Korea”.
Pesan mimpi ketiga berfungsi sebagai pengukuhan karena saya masih ada
sedikit keraguan untuk pergi ke Pertemuan Internasional di Korea sehingga pesan
mimpi ini menguatkan keyakinan saya bahwa saya bisa pergi ke Korea.
Besoknya hari Selasa 15 Juli 1997, pesan mimpi ketiga secara konkret terjadi
fakta di lapangan alam nyata. Ian Fredericks mengirim fax tanda konfirmasi
kepergian saya ke Korea untuk menghadiri Pertemuan International LMI & SMI
se dunia.
Walau jelas sekali saya diizinkan Allah untuk menghadiri acara tersebut, tapi
situasi finansial saya menjelang beberapa hari lagi keberangkatan masih belum
mengizinkan untuk pergi. Sampai waktu sudah kritis karena keesokan harinya
sudah harusnya berangkat, tapi tidak ada tanda-tanda untuk pergi, maka dalam hati
terus bertanya-tanya apakah arti mimpi sampai tiga kali itu ? Sore itu saya
sudah hilang harapan dan ketika sedang berkemas-kemas pulang kantor, tiba-tiba
Mr. Owen Podger memberikan dana yang dibutuhkan untuk keperluan tersebut
dalam detik-detik terakhir.
Yang ingin saya sampaikan di sini adalah bahwa mimpi saya adalah benar,
antara alam mimpi dan alam nyata tidak berbeda, apa yang Allah kehendakilah
yang akan terjadi. Walau situasi kondisi seakan tidak pasti, tapi kalau Allah sudah
menentukan, dalam detik-detik terakhir pasti terbukti. Sejak itu saya beriman
terhadap mimpi.
Kamis 26 April 2007, saya terkejut ketika mentransfer catatan mimpi ini ke
dalam naskah buku ini, karena ternyata angka “9” ketika itu sudah berkode.
Terhitung sejak dikirimNya pesan mimpi pertama pada tanggal yang berkode “9” :
12–07–1997 (“9”) sampai acara Pertemuan Internasional Korea pada tanggal yang
berkode “9”: 21–07–1997 (“9”), ternyata saya menunggu dalam ketidakpastian
selama “9” hari.
Setelah mengadopsi nilai-nilai Total Person Concept yang ditawarkan
program pengembangan karakter manusia ini, visi saya jadi terbangun. Betapa
manusia bangsa Indonesia membutuhkan program-program seperti ini. Namun,
karena program ini ketika itu masih dalam bahasa Inggris dan dijual dalam dollar di
tengah krisis moneter yang sedang dialami bangsa Indonesia, menjadikan harga
program ini melonjak sangat mahal. Pasar menjadi eksklusif yang sulit dijangkau
62
“9” CODE Angka Fenomenal Religius
masyarakat Indonesia kebanyakan. Sementara hati terdalam saya merindukan
program ini diadopsi manusia Indonesia yang sebetulnya sangat mendesak membutuhkannya.
Serta saya sebagai Master Franchisee periode 1997–2002 menjadi
berat menjalani bisnis sehingga keberadaan SMI di Indonesia menjadi vakum untuk
beberapa lama.
Tahun 2004, Master Franchisee untuk SMI di Indonesia kemudian ditangani
oleh Pak Andy Sutedja. Kami bertemu ketika itu, tapi baru dengan kode “9” saya
mendapatkan keistimewaan darinya menjadi Business Partner sebagaimana SMS
nya di bawah ini, pada tahun 2007 (“9”).
SMS pukul 20:51:30 tanggal 15 – 05 – ’07 (“9”) :
“Khusus untuk ibu, Anda tidak invest atau bayar $ ........ untuk menjadi
Business Partner SMI. Yah sekarang yang lain invest, jadi mereka harus jadi
product of the product dulu dan komit to SMI to represent SMI”.
Kode “9” Di Balik Multibudaya
Mei 1997 sebelum berangkat ke Korea untuk menghadiri acara Pertemuan
Internasional LMI SMI se dunia itu, saya sudah menjalani bisnis SMI di Indonesia.
Pekerjaan menuntut saya menjual program dengan menemui calon pembeli. Waktu
itu, pertemuan dengan calon klien di lobi Hotel Shangri-La Jakarta jadi batal, malah
tanpa disengaja saya bertemu dengan seorang warga negara Amerika keturunan
Mesir bernama Farid Elashmawi.
Pendidikannya adalah Ph.D dalam Nuclear Engineering dari North Carolina
State University dan MBA dari Santa Clara University. Ia menjabat sebagai
president dari Tech-Trans International, a San Jose-based Consulting Firm dalam
bidang Management of Technology Transfer dan Cross-Cultural Problems. Pekerjaannya
kemudian sebagai konsultan bagi perusahaan pemerintah dan multinasional
dalam mengatasi kesulitan-kesulitan terhadap perdagangan internasional dan
pengembangan bisnis secara global khususnya dalam memberikan pelatihan
Multicultural Management di bawah bendera Global Success. Hal ini menuntutnya
keliling dunia dan tiga bulan sekali mengunjungi Asia termasuk Indonesia.
Allah Mahatahu apa-apa yang akan terjadi di hadapan dan di belakang saya
dengan pertemuan tidak disengaja ini. Allah juga tahu isi hati saya yang pada saat
itu banting setir berniat ingin menikmati kehidupan pergaulan bebas di luar rumah.
Apakah Allah mempertemukan saya dengan Farid untuk dijadikan alat menguji
iman saya? Apakah memang jalannya saya bertemu Farid untuk mengadopsi nilainilai
pengetahuan multibudaya dalam lindungan Allah? Saya tidak tahu mana yang
duluan. Bahkan sebelum berkenalan dengannya, saya sudah dibekali pesan melalui
penglihatan spiritual dan mimpi. Dalam penglihatan spiritual ketika itu di hadapan
63
Kode “9” Di Balik Mimpi
saya terlihat wajah seseorang, yang ternyata setelah bertemu dengannya adalah
wajah Farid. Begitu pula pesan mimpi yang dikirimNya pada hari Jum’at dalam
rangka merespon sikap batin saya yang ketika itu ingin pergaulan bebas, dengan
ilustrasi mimpi sebagai berikut :
Pesan mimpi tanggal 25 – 04 – ’97 (“9”) :
“Saya berhubungan seksual dengan seseorang. Setelah selesai berhubungan,
muncul di hadapan saya seseorang yang wajahnya tampak hancur jelek sekali
dengan titik-titik darah di seluruh tubuhnya seperti koreng. Saya sangat terkejut dan
bertanya kepadanya :
Saya : ’Kenapa itu darah-darah?’
Dia : ’Oh ini penyakit Homogen ... (bla bla bla)’
Saya : ’Oh itu H.I.V.?’
Dia : ’Ya benar, Anda pun sekarang sudah kena karena Anda sudah
berhubungan dengan saya’. Ternyata orang jelek itu adalah orang yang
tadi berhubungan seksual dengan saya yang sudah berubah jelek.
Saya : ’Jadi, saya juga sudah kena?’
Dia : ’Ya, sudah!’.
Begitu mendengar ucapannya itu, saya teramat menyesal telah berhubungan
seksual dengannya. Ketika merasa sesal sedemikian rupa, hati berharap mudahmudahan
ini hanya di alam mimpi dan tidak terjadi dengan saya di alam nyata”.
Demikian ilustrasi mimpi dan ketika bangun tidur, sesal di hati yang saya
rasakan di alam mimpi, ternyata masih terasa di alam nyata. Saya melanjutkan
menangis tersedu-sedu dan merasakan sisa sesal di alam mimpi tersebut
sedemikian rupa yang memberikan efek jera sebelum saya melakukannya di alam
nyata. Makna mimpi tersebut adalah sebuah pengajaran sebagai bekal untuk saya
di kemudian hari, khususnya dalam bersahabat dengan Farid, yang akan penuh
dengan godaan duniawi, di saat hati sudah berniat ingin pergaulan bebas.
Dalam perkenalan pertama tanpa disengaja dengan Farid di Hotel Shangri-La,
kesamaan pekerjaan kami dalam bidang training membuat ia tertarik. Sambil
melihat-lihat brosur yang saya bawa, ia minta saya bersedia melihat brosur miliknya
yang ada di kamarnya. Niat saya yang bersih masuk ke kamarnya dibalasnya
dengan menggoda saya. Berulang kali saya peringatkan jangan menggoda saya dan
mana brosur yang ingin ia perlihatkan kepada saya, tidak juga digubrisnya.
Menghadapi laki-laki seperti ini – setelah menerima pesan mimpi itu, membuat saya
jadi marah, saya lari dan banting pintu.
Tahulah saya, kalau saja saya tidak dibekali dengan pesan mimpi itu, mungkin
saya bisa terjebak. Perempuan mana yang tidak tertarik dengan daya tariknya yang
64
“9” CODE Angka Fenomenal Religius
menawan. Yang ingin saya sampaikan di sini adalah bahwa pesan mimpi itu adalah
kekuatan yang bersumber dari Allah, yang mampu secara instan mengubah saya
menjadi strong woman menghadapi seorang laki-laki berjiwa “suka perempuan”
kaliber internasional.
Sikap saya yang marah lari dan banting pintu ternyata bukan membuat ia jadi
marah, tapi malah sebaliknya, ia menghubungi saya dan minta maaf atas
kelancangannya. Singkat cerita, ia meminta saya menjadi asisten pengajar ketika ia
memberikan pelatihan di Indonesia. Kedekatan hubungan bisnis membuat kami bisa
bersahabat, sampai saya menerima pesan mimpi lagi setelah puasa dan tahajud hari
Kamis malam Jum’at dengan ilustrasi sebagai berikut :
Pesan mimpi tanggal 26 – 06 – 1997 :
“Dihadapan saya, saya terbengong menyaksikan Farid berjalan terburu-buru
sambil memakai jubah hitam fokus ke satu acara yang ia harus lakoni. Dalam hati
saya heran dan berkata “Mengapa ia hanya lewat saja?”.
Saya katakan kepada Farid bahwa apa makna mimpi yang memperlihatkannya
memakai jubah hitam sedang fokus ke satu hal itu. Ketika saya katakan bahwa
maknanya mungkin ia orang hitam dalam menghadapi para perempuan, ia lalu
berterus terang sedang mengidap penyakit kanker prostat stadium tinggi dan sudah
divonis dokter hidupnya tidak bertahan lama. Saking takutnya, ia tidak katakan hal
ini kepada siapa pun, baru kepada saya dan satu orang temannya di Singapura.
Mengertilah saya makna mimpi ini. Secara fisik sebenarnya penyakit kanker
tersebut ibarat jubah hitam yang baru dikenakannya. Secara rohaniah, ibarat
memakai jubah hitam, begitulah perilakunya saat itu. Ibarat jubah hitam yang baru
dipakainya, begitu juga jubah hitam bisa dilepaskannya lagi. Artinya penyakit
kanker yang dideritanya sebenarnya harus disikapi dengan melepaskan perilaku
hitamnya. Ibarat lewat saja di hadapan saya, begitulah sisa hidupnya.
Kode “9” di balik pesan mimpi menyimpan makna bahwa pertemuan saya
dengan Farid memang kehendak Allah yang diperuntukkanNya bagi suatu kebaikan
untuk perubahan kebiasaan perilaku. Baik perilaku Farid dalam menghadapi para
perempuan di sisa hidupnya yang tidak lama, juga perilaku saya yang sudah berniat
ingin pergaulan bebas. Kode “9” di balik pesan mimpi ini, mengandung hikmah
yang menghasilkan buah bahwa menjadi asisten pengajar Multicultural Management
dan bersahabat dengannya adalah transformasi pengetahuan multi-budaya.
Saya menjadi pribadi yang menghargai nilai-nilai multibudaya yang diadopsi orang
lain di dunia, sebagai pengejawantahan konsep manusia total dalam pencapaian
aspek kehidupan bidang sosial budaya.
Kami bersahabat selama tujuh tahun. Dalam tahun-tahun tersebut banyak
pesan mimpi yang diberitakan kepada saya untuk perubahan perilakunya yang jadi
terus membaik menjelang akhir hidupnya. Begitulah akhirnya saya kehilangan
65
Kode “9” Di Balik Mimpi
sahabat Farid yang meninggal dunia sesuai kehendak Allah pada tanggal 23 – 08 –
2003 (“9”).
Kode “9” Di Balik Perubahan
Pada hari yang berkode “9” ini saya mendapat pesan perubahan karakter
melalui mimpi dengan ilustrasi sebagai berikut :
Pesan mimpi tanggal 14 – 12 – 1999 (“9”) :
“Saya mencoba lagu ’tahun baru’ di komputer berulang-ulang sampai saya
hafal dengan kata-kata dan nada lagunya seperti ini, ’Pergantian tahun ini,
pergantian tahunmu’”.
Demikian pesan mimpi melalui lagu yang saya nyanyikan dan tetap
menyanyikannya ketika bangun tidur. Karena lagunya langsung dimasukkan ke hati
saya melalui mimpi yang saya anggap sebagai caraNya yang luar biasa di alam
nyata, saya terpancing mencari nada di keyboard dan ternyata tepat saya
menemukan nada not angka lagunya sebagai berikut :
Per gan ti an ta hun i ni, per gan ti an ta hun mu.
1 1 6 6 6 7 i 5, 3 1 4 4 3 2 1
Pergantian tahun 1999 menjadi tahun 2000, tidak ada perubahan yang
signifikan. Setiap akhir tahun saya penasaran menunggu makna pergantian tahun
sambil dalam hati menyanyikan lagu ini. Apa makna pesan mimpi ini kemudian
seperti tidak ada yang berganti, akhirnya saya berhenti sendiri mencari makna di
balik pesan mimpi ini. Sedikit sedikit dan barulah ketika Roh Kudus datang Oktober
2005, saya menghadapi pergantian tahun yang signifikan ditandai dengan
perubahan karakter dalam diri saya, sebagaimana kisahnya dikemukakan dalam
Bab IX: Karunia Allah Melalui Firman Allah dan Bab X: Spiritual Membara Di
Balik Kode “9”.
Lucunya, pergantian tahun itu begitu semarak ditandai teman-teman Kristen
bahkan teman-teman lama Kristen yang sudah tidak bertemu ramai mengucapkan
“Selamat Natal 2005 & Tahun Baru 2006” melalui SMS yang baru pertama kali
saya terima. Seakan mereka tergetar dengan rasa “Yesus” tanda perubahan
karakter dalam diri saya saat itu.
Pergantian tahun 2005 memasuki 2006 barulah lagu itu saya kumandangkan
sendiri, “Pergantian tahun ini pergantian tahunmu.....”, dan mengerti lagi bahwa
kode “9” yang diiringi pesan mimpi ini bermakna “Yesus” mendapat karunia kuasa
dari Allah untuk bisa menyampaikan pesan melalui media apa saja, termasuk
melalui lagu yang disampaikanNya melalui mimpi. Lagu itu disampaikanNya seakan
untuk merayakan perubahan karakter saya. Dahsyat...!!!
66
“9” CODE Angka Fenomenal Religius
Kode “9” Di Balik Spiritual
Rabu tengah malam yang jatuh pada hari Kamis dinihari yang berkode “9”
saya dikirimNya pesan melalui mimpi dengan ilustrasi mimpi yang sangat terang
dan jelas sebagai berikut :
Pesan mimpi tanggal 14 – 11 – ’02 (“9”) :
“Sekeluarga pergi ke suatu tempat. Begitu tiba, saya melihat ke suatu ruang
seperti hendak seminar. Ada yang sedang membacakan nama-nama peserta yang
diundang. Surprise, nama saya terdengar “Fariani”, dipanggil sebagai yang
diundang. Langsung saya hampiri dan mendapatkan kursi dan duduk di depan
urutan baris ketiga atau keempat dan mendapat nomor 3940. Chika dan Ocha
mengikuti saya, sementara suami tidak masuk ke ruang itu. Nurani saya berkata,
’Suami tidak melihat ketika kami masuk ke ruang ini, akibatnya dia tidak duduk di
ruang ini. Bagaimana nanti kalau dia mencari-cari kami? Ya sudahlah, paling-paling
dia menunggu saja sampai kami keluar ruang itu, bisa lama atau bahkan sampai dia
jemu akhirnya dia pulang sendiri’. Ocha berpikirnya cepat, dia langsung menyimak
bahwa di sebelah atau di dekat para undangan tersedia kursi-kursi pendamping
undangan, dengan cepat dia duduk di kursi itu sebelum saya sadar bahwa di situ
tersedia kursi pendamping. Sedangkan Chika harus menunggu dulu apa yang harus
dilakukan kemudian. Ketika kami semua sudah duduk, para pembicara berseragam
ungu datang duduk di kursi-kursi pembicara. Ada sekitar lima atau enam pembicara.
Saya bertanya, “Apa yang akan dibicarakan?”. Si undangan lain menjawab
“Seperti promosi hendak membicarakan mengenai penerbangan garuda”.
Makna mimpi :
Penerbangan garuda bermakna penerbangan spiritual saya, yang ketika mimpi
akan terjadi di masa depan. Dan itu sedang jatuh tempo sekarang, yang menginformasikan
situasi keluarga dalam menyikapi cara tangkap saya dalam mengenal
“Yesus” di bidang spiritual. Situasi saya diundang, dipanggil dan mendapat tempat
dari “Yesus” tersebut ternyata tidak diduga-duga akan diikuti anak-anak yang kini
masih nampak seakan kritis menyikapi cara tangkap saya tersebut. Ocha, yang
tampak lebih kritis kini, justru nanti dia yang lebih cepat mengikuti saya. Dan Chika,
yang kurang kritis kini, justru agak lamban dalam memutuskan karena masih
menunggu, entah apa masih belum diketahui. Sementara suami, nampaknya tidak
bisa masuk ke ruang itu sampai dia pulang sendiri. Artinya sampai akhir hayatnya
dia bisa tidak dapat mengikuti cara tangkap saya dalam hal “Yesus”.
Begitulah makna mimpi yang tertangkap, yang disampaikan lima tahun lalu
sebagai informasi penting bagi saya untuk mengetahui situasi keluarga kecil dalam
menyikapi penerbangan spiritual saya saat ini. Makna kode “9” melalui pesan
67
Kode “9” Di Balik Mimpi
mimpi mengabari pencapaian aspek spiritual dalam keseimbangan Manusia Total.
Haleluya!
Baru saja selesai mentranster catatan mimpi ini ke naskah dan belum hilang
hal penerbangan spiritual ini dari kepala, tanpa saya berkata apa pun dengannya,
hikmat marifat supernatural rohaniwati Teresa – yang kisahnya dikemukakan mulai
Bab VIII, merespon isi hati saya melalui SMS sebagai berikut :
Pesan pukul 18:31:52 tanggal 04 – 06 – 2007 :
“Terbang ke: surga. Beli tiket: iman. Check in di ruang tunggu: doa, nantikan
dengan: sabar. Pesawat: juru selamat. Logo: Roh Kudus. Pilot: Yesus. Duduk di
kursi: kebenaran. Kenakan sabuk: keselamatan. Baca petunjuk: alkitab. Putuskan
hubungan telepon dengan: duniawi. Nikmati perjalanan dengan: suka cita. Bandara:
damai sejahtera”.
Dalam surat di bawah ini ada tertulis bahwa ternyata jubah yang dikenakan
“Yesus” menjelang disalibkan berwarna ungu. Terasa dikendalikanNya, surat ini
baru belakangan terbaca di Injil pada subuh hari berkode “9” yaitu tanggal 20–07–
2007 (“9”) :
Markus 15:17, 20a :
“Mereka mengenakan jubah ungu kepada-Nya, menganyam sebuah
mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Sesudah mengolokolokkan
Dia mereka menanggalkan jubah ungu itu dari pada-Nya dan
mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya”.
Kode “9” Di Balik Perempuan Pilihan
Ketika aktifitas saya di partai politik banyak bersentuhan dengan kebiasaan
berpikir manusia politik Indonesia dalam proses interaksi antara manusia di
dalamnya, saya merasa perjuangan perempuan di lapangan partai politik banyak
yang berjuang karena dia perempuan yang terkesan ecek-ecek, bukan dia berjuang
karena dia adalah manusia. Hati rasanya belum sejalan dengan idealisme Total
Person Concept yang saya ingin perjuangkan, yaitu pengembangan karakter
manusia dalam mencapai keseimbangan hidup – sebagai instrumen Nation &
Character Building, sebagaimana dikemukakan dalam Bab VI: dengan tajuk “PPI
Di Balik Kode “9””.
Ketika saya sedang merenungkan kapan saya mendapatkan kesempatan dapat
memberikan kontribusi konsep ini kepada partai politik, tiba-tiba pesan mimpi di
bawah ini datang merespon jiwa saya dengan ilustrasi sebagai berikut :
68
“9” CODE Angka Fenomenal Religius
Pesan mimpi tanggal 30 – 07 – 2003 :
“Situasi sedang menyaksikan pemilihan perempuan. Pemilihan pemenang
perempuan pertama ada orang yang mendapatkannya. Kedua, ketiga, keempat
sampai dengan kedelapan juga ada orangnya. Dalam hati saya berkata, “Kok saya
tidak kebagian? Kok perempuan itu lagi, perempuan itu lagi?”. Perempuan itu
seperti merasa bangga. Tapi ada yang memberitahukan kepada saya, “Biar saja dia
dulu, nanti ini pemenangnya kamu”. Dengan bahasa tubuh orang itu jiwanya
seakan berkata, “Perempuan yang dapat sampai kedelapan itu hanya sebagai
tumbal saja. Itu semua hanyalah semata-mata untuk kamu”. Perempuan itu
akhirnya disuruh mengumumkan sesuatu yang membuat dia kaget, bahwa
“Perempuan Yang Dipilih” itu ternyata saya. Orang yang memberitahukan kepada
saya tadi itu tersenyum kepada saya karena dialah yang mengatur saya
pemenangnya. Setelah itu saya dapat hadiah seperti rekening yang diberikan oleh
seseorang. Dia tanda tangani rekening tersebut dalam jumlah uang tertentu yang
bisa diambil di suatu tempat setiap bulan. Saya terkejut, hati berkata, “Ha...? Saya
perempuan pilihan “9” “?”.
Lama tertangkap makna yang sesungguhnya dari ilustrasi perumpamaan yang
disampaikan melalui pesan mimpi ini. Namun saya tetap terus mengingat pesan “9”
nya dan merasa agak aneh ketika di lapangan dunia nyata ternyata saya mengalami
peristiwa-peristiwa yang selalu saja menyembunyikan angka “9” seakan sebagai
kode kebersambungan dengan Allah. Lucunya, angka “9” sering datang melalui
pergumulan hati terlebih dulu, sehingga saya dapat menangkap klik dan
mengingatnya dengan baik, sebagaimana peristiwa-peristiwa yang telah
dikemukakan dalam buku ini.
Belakangan, setelah mengalami karunia Roh Kebenaran yang fakta bicara
kebenaran dan pengalaman empiris dengan kode “9” ini, barulah saya mengerti makna
yang tertangkap dari pesan mimpi ini ternyata sangat dalam dan jangka panjang
yang tidak berani saya mendahuluiNya mengungkapkannya di sini. Biarlah menjadi
harapan positif untuk hati. Tapi makna lainnya adalah sebagai pengukuhan bahwa
dengan izin Allah Yang Maha Pengatur, saya dipilihNya dengan tanda “9” sebagai
salah satu kode kebersambungan denganNya. Luar biasa...!!! Memang dahsyat...!!!
Kode “9” Di Balik Kesehatan
Ketika tubuh saya kegemukan, saya diingatkan pesan melalui mimpi yang tidak
tercatat tepat tanggalnya dengan visualisasi ilustrasi mimpi sebagai berikut :
Pesan mimpi Februari 2001 :
“Di Sport Club saya menimbang badan dan terkejut melihat jarum timbangan
bergerak menunjukkan berat badan 67 kg padahal biasanya hanya 57 kg”.
69
Kode “9” Di Balik Mimpi
Bangun tidur langsung saya menanggapi pesan mimpi dengan menimbang
badan di Sport Club. Ternyata persis seperti dalam mimpi, jarum timbangan
bergerak menunjukkan angka 67 kg. Segera saya menangkap pesan itu dengan
berolah raga memperhatikan tubuh demi kesehatan. Ketika saya berniat fitness
rutin dan menjadi anggota di Sport Club, tiba-tiba saya bertemu anggota yang
berniat menjual keanggotaannya. Akhirnya saya membeli keanggotaannya sehingga
proses menjadi anggota Sport Club jadi lebih mudah dan murah pada saat harga
keanggotaan dan masuk fitness centre ketika itu naik. Belakangan baru sadar
kemudahan itu ternyata diiringi oleh nomor keanggotaan yang klik mengejutkan
yaitu 1089 (“9”).
Tanpa terpikirkan kode “9” sama sekali, Senin pagi 02 Mei 2005 saya coba
melengkapi naskah ini agar mempunyai data jelas dan lebih konkret dengan
menambahkan informasi kapan tepatnya mendaftar masuk keanggotaan Sport
Club. Saya telepon kantor Sport Club mohon informasi dari karyawati Ona yang
sedang bertugas yang menyebutkan tanggal bulan dan tahunnya. Tidak terpikirkan
sama sekali oleh saya angka-angka tersebut berjumlah “9”, sampai hati saya
kemudian terbersit jumlah “9” dan menuliskan data angka-angka di atas kertas.
Tanpa diduga saya mendapatkan jawaban yang jumlahnya “9”, karena ternyata
tanggal bulan dan tahun pendaftaran menjadi anggota Sport Club adalah pada
tanggal 03–03–2001 (“9”).
Ketika menulis naskah ini dengan semangat “9” karena baru saja mendapatkan
hitungan “9”, langsung saya tergerak mengambil hp dengan maksud melihat
pukul berapakah momen penting ini. Bagi saya informasi ini bukan hal remeh
temeh ketika melihat waktu di hp menunjukkan pukul 08.10 (“9”).
Makna kode “9” yang diiringi pesan mimpi ini adalah Allah mengabarkan saya
agar menjaga berat badan untuk menghindari kegemukan yang bisa berpengaruh
terhadap kesehatan. Pencapaian dalam bidang fisik dan kesehatan yang merupakan
salah satu area kehidupan yang penting untuk tetap terjaga keseimbangan hidup.
Hal ini sebagai tanda ridho Allah agar saya menjadi product of the product dalam
konsep manusia total yang saya perjuangkan itu.
Kode “9” Di Balik Rumah-tangga
Makna mimpi berkode “9” ini memberikan pesan efektif sehubungan dengan
hubungan suami istri dalam berumah tangga. Suami akan diampuni dosanya oleh
Allah, jika suami sudah dibukakan pintu maaf yang tulus dari istrinya. Pintu maaf
saya tumbuh untuk suami ketika Allah menaruh rasa kasih ke hati saya melalui
pesan mimpi dalam ilustrasi sebagai berikut :
70
“9” CODE Angka Fenomenal Religius
Pesan mimpi tanggal 27 – 06 – ’03 (“9”) :
“Saya dan Ocha duduk di dalam kursi bajaj yang sedang melaju kencang,
sementara badan suami tersangkut di luar pintu bajaj terseret-seret berusaha naik
ke dalam bajaj untuk meraih saya dan Ocha. Saya tidak sampai hati melihat dia
meringis kesakitan terseret-seret, terjedot-jedot dan terhantam-hantam batu,
lobang, becek, kotor dan debu di jalan yang dilalui bajaj itu. Melihat keadaan seperti
itu, saya menangis teriak-teriak kepada supir bajaj, “Bang stop bang, stop, baaang
stooop !”. Tapi supir bajaj tetap melaju. Saya tidak tega melihatnya dan betapa hati
menaruh kasihan sekali kepadanya. Akhirnya supir bajaj menghentikan jalannya,
dan suami menghampiri saya dan Ocha sambil tersenyum dengan badan sudah
bersih seperti habis bersih-bersih setelah kejadian tersebut dengan memakai baju
bermotif bunga-bunga berwarna merah”.
Demikian ilustrasi pesan mimpi. Ketika saya bangun tidur, langsung tertanam
rasa kasih. Saya menyapa suami dengan rasa kasih di saat dia terlihat tersiksa
karena memang sedang sakit, dan memang saya sedang mendiamkannya cukup
lama atas kelemahannya yang tak berkenan di hati saya ketika itu. Malam itu saya
diberikan Allah kesempatan untuk sholat tahajud. Saya menangis tersedu-sedu
mohon ampunan dan juga mohon Allah menghentikan siksa suami jika memang
dalam sakitnya atau dalam cara saya mendiamkannya itu membuat dia merasa
tersiksa atau lebih jauh lagi dalam dunia akhirat ibaratnya dia akan tersiksa seperti
itu karena dosanya. Kini saya sudah memaafkannya dan ampunilah dia, begitu
seruan saya kepada Allah. Setelah malam itu saya kemudian menyapanya,
keesokan paginya ternyata dia sudah sembuh. Benar saja, sehabis mandi pagi dan
dengan memakai baju bermotif bunga-bunga berwarna merah, dia menghampiri
saya dan Ocha sambil tersenyum. Ketika itulah saya tahu bahwa suami sudah
diampuni Allah ketika rasa kasih saya sudah memaafkannya dan memohon
ampunan Allah untuknya. Belakangan baru saya tahu ternyata kode “9” di balik
pesan mimpi ini pun bermakna demikian adanya.
Demikian pula sebaliknya seorang istri dalam berumah tangga. Istri akan
dibersihkan dan diampuni Allah jika dia patuh kepada suami dalam hal yang benar
dan melayani suami dalam hubungan sebagai suami istri sesuai kehendak Allah,
sebagaimana pesan yang disampaikan Allah kepada saya melalui penglihatan alam
gaib berikut ini.
Saya sudah merasakan nikmatnya berpuasa Senin Kamis. Pernah pada suatu
hari suami protes pada saat ia terhalang melakukan hubungan suami istri karena
saya sedang puasa. Protesnya adalah betapa suami pemimpin dalam rumah tangga,
bahkan untuk berpuasa Senin Kamis sebaiknya dijalankan setelah mendapatkan izin
dari suami terlebih dahulu. Ketika itu saya masih beranggapan sampai begitu besar
kekuasaan suami terhadap istri – seperti Tuhan kepada umatnya saja, sehingga
saya tidak “mendengarkan” perkataannya.
71
Kode “9” Di Balik Mimpi
Suatu hari Minggu tengah malam menjelang Senin subuh, suami minta
hubungan suami istri. Dalam hati saya berkata bahwa Senin itu saya mau puasa,
sementara hari sudah menjelang subuh - yang mana kebiasaan umat Islam harus
bersuci diri mandi besar dulu setelah berhubungan suami istri sebelum azan subuh
tiba, jika hendak berpuasa. Hari itu saya melakukan hubungan suami istri karena
Allah, di samping itu kalbu saya ingat Allah untuk berpuasa. Setelah berhubungan
suami istri, saya memikirkan hendak mandi suci untuk bisa berpuasa, tapi mata
saya berat untuk terbuka ketika azan subuh sudah terdengar. Dalam keadaan
seperti itu, tiba-tiba datanglah pesan melalui penglihatan alam gaib sebagai berikut :
Pesan alam gaib tanggal 21 – 03 – 2005 :
“Tiba-tiba dari atas datang helikopter dengan alat penjepit seperti penjepit alat
berat untuk angkut barang. Saya takut ketika seseorang akan mengangkat kepala
saya ke atas dengan penjepit itu. Jiwa saya bertanya mau diapakan saya dengan
alat penjepit itu. Saya merasa ngeri dan takut sakit ketika diperlihatkannya contoh
bahwa kepala saya akan dijepit untuk diangkat ke atas dengan helikopter tersebut.
Lalu ada suara yang saya dengar dalam keadaan sadar berkata, ’Tidak apa-apa,
pejamkan mata kamu’.
Dengan sadar saya pejamkan mata, lalu kepala saya dijepit dan diangkat ke
atas tidak terasa sakit. Setelah itu saya merasa melayang seperti keadaan orang
yang hilang sadar setelah dibius menjelang dioperasi. Di atas saya mengalami
proses pembersihan. Seluruh tubuh saya dibuka, dirombak, dibersihkan dan
dipasang-pasang kembali setiap persendiannya seperti boneka plastik, kemudian
dimasukkan ke lorong perbaikan seperti alat-alat ronsen di rumah sakit. Setelah
proses selesai, saya diturunkan kembali melalui helikopter dan bisa melalui pintu
helikopter mana saja yang saya mau. Ada banyak yang menyaksikan di atas dalam
perjalanan saya kembali turun itu. Segar sekali rasanya setelah dibersihkan itu dan
karena saya masih mau terus menikmati kesegarannya, saya terus pejamkan mata
takut rasa segar itu hilang. Lalu ada suara yang saya dengar dengan sadar berkata
lagi, ’Sekarang buka mata kamu. Bangunlah, kamu sudah bersih!’.
Saya dengar suara itu, tapi masih sayang juga rasanya untuk buka mata karena
masih ingin terus menikmati segar seperti itu. Kemudian, perlahan saya buka mata
sambil takut-takut hilang rasa segarnya. Begitu mata terbuka, ternyata segarnya
tidak hilang masih terasa sama segarnya. Kesegaran seperti itu tidak pernah saya
dapatkan dan rasakan seumur hidup. Azan subuh sudah berlalu, saya tidak sempat
mandi suci membersihkan tubuh, tapi sesuai suara gaib yang mengatakan,
“Bangunlah, kamu sudah bersih”. Maka tercetus saya berkata kepada suami di
sebelah, “Mas, Annie sudah bersih!”.
Demikian proses alam gaib itu terjadi. Di tempat tidur, subuh itu saya
merenung ketika melayani suami dengan kesadaran karena Allah, dan sedang
72
“9” CODE Angka Fenomenal Religius
memikirkan mandi suci sebelum azan subuh karena niat puasa. Ternyata Allah
dapat membersihkannya lebih dari sekedar mandi suci secara fisik, sebagaimana
kebiasaan saya yang didapat dari “kata orang” jika hendak berpuasa selama ini.
Artinya, setelah berhubungan suami istri dengan ridho Allah tanpa mandi suci,
bukanlah penghalang untuk bisa berpuasa Artinya, Allah lebih mengutamakan
kebersihan hati dalam berhubungan Roh denganNya dari pada sekedar fisik yang
dianggap kotor setelah berhubungan suami istri. Artinya, dengan niat melayani
suami karena Allah adalah lebih bersih dari pada mandi secara fisik,
“Astafirullahalaziim, ampuni aku ya Allah, selama ini aku banyak salah kaprah”.
Dalam berumah tangga, ibu memegang peran terus-menerus dalam kehidupan.
Sekitar Maret 2004 tidak tercatat tepat tanggalnya, saya dikirim pesan melalui
mimpi untuk memperhatikan ibu yang sudah lanjut usia, demikianlah inti mimpi.
Tidak lama kemudian, ibu minta mengantarkannya berobat ke rumah sakit Carolus
di Salemba. Tentunya dengan penuh motivasi langsung saja saya mengantarkannya.
Lama sekali menunggu giliran ibu dipanggil sehingga nomor kartu antri pasien
menjadi perhatian dan membuat kami tergerak menanyakan nomor berapa ibu
dipanggil. Ibu tidak tahu saya berdetak klik ketika ibu memberikan Nomor Antri
Kartu Pasien 27 (“9”).
Saya baru sadar ternyata hari itu tanggal 29 Maret 2004, karena sewaktu saya
melihat angka yang tercetak di atas nomor antri kartu pasien tersebut adalah
tanggal bulan tahun yang dicetak dengan enam digit sebagaimana tercantum dalam
angka-angka 290304 (“9”).
Kejutan satu lagi ketika akhirnya ibu mendapat giliran konsultasi. Sambil
menuntun ibu ke ruang dokter internist yang sudah dua puluh lima tahun
berlangganan itu, ibu menunjukkan ruang tempat dokter tersebut berpraktek.
Ternyata Prof. Dr. Daldyono berpraktek di ruang “9”.
Di balik kode “9” yang diiringi pesan mimpi ini bermakna untuk memperhatikan
ibu yang sudah berusia lanjut. Pesan ini juga sebagai perbendaharaan peristiwa
yang berfungsi untuk pengulangan-pengulangan agar tercatat dengan baik dalam
memori bahwa ada Allah yang berkuasa mengatur dan yang selalu menguasai dan
menyertai saya. Kode “9” yang diiringi pesan mimpi bermakna Allah terus
mendukung agar saya terus termotivasi memaksimalisasi pencapaian dalam aspek
keluarga dan rumah tangga.
Kode “9” Di Balik Pendidikan
Awal 2004 tidak tercatat tepat tanggalnya, saya mendapat pesan mimpi yang
bermakna bahwa saya disarankan sekolah lagi. Ilustrasi mimpinya sebagai berikut :
73
Kode “9” Di Balik Mimpi
Pesan mimpi awal 2004 :
“Ada seseorang yang menyarankan saya untuk sekolah lagi. Ketika saya
bertanya ambil jurusan apa, lalu dijawab apa saja yang penting sarjana”.
Pendidikan formal terakhir saya saat itu adalah M.B.A. (Master of Business
Administration), program M.B.A. dari Pittsburg State University, U.S.A. bekerja
sama dengan Indonesian Institute of Management (IIM) yang sekarang bernama
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen. Pendidikan formal sebelum M.B.A. adalah B.Sc.
(Bachelor of Science) jurusan Bahasa Inggris dari Akademi Bahasa Asing Indonesia.
Begitu menyelesaikan M.B.A. pada bulan Februari 1993, pemerintah membuat
peraturan bahwa gelar M.B.A. diganti menjadi gelar MM (Magister Manajemen)
yang merupakan gelar S2 (Master). Jadi, secara tertib administrasi, untuk
memperoleh gelar MM syaratnya harus dari S1 terlebih dulu barulah gelar MM
diakui. Padahal ketika saya mendaftar masuk sekolah M.B.A. pada tahun 1991,
pada umumnya syarat untuk masuk program M.B.A. bisa dari D3 disamping lulus
TOEFL (Test Of English as a Foreign Language) dan GMAT (General
Management Admisison Test).
Perpaduan gelar akademis yang saya peroleh menjadi tidak memenuhi tertib
administrasi versi pemerintah. Selama itu saya memang berpikir praktis dan
mengadopsi nilai bahwa ilmu pengetahuannya lebih penting dari pada tertib
administrasi pemerintah dan pengakuan sosial semacam itu.
Setelah pesan mimpi itu, saya jadi berpikir pragmatis. Barangkali untuk
keperluan tertentu ke depan dibutuhkan gelar sarjana sebagai syarat tertib
adminstratif dan itu mengapa ada pesan mimpi seperti itu sebagai informasi
penting. Karena percaya pesan mimpi ini dan percaya Allah Mahatahu, maka saya
menanggapi mimpi tersebut dengan tindakan konkret.
Setelah membicarakan hal ini kepada suami, suami memberikan masukan
Universitas Terbuka (UT) sebagai sekolah yang paling sesuai situasi kondisi dan
relevan. Selain Universitas Negeri diakui pemerintah, sistem belajarnya mandiri,
tidak buang sumber daya. Diputuskanlah UT sebagai pilihan dan mengambil
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dengan jurusan Program Studi Ilmu
Pemerintahan (I.P.).
Ketika acara Orientasi Studi Mahasiswa Baru (OSMB) untuk masa Registrasi
2004.2, saya masih terharu betapa pesan Allah melalui mimpi begitu mempesona
dan ketika itu saya menjadi Perwakilan Mahasiswi di antara 1500 mahasiswa/i
terdaftar atau 800 mahasiswa/i yang hadir pada tahun 2004 semester dua itu.
Dalam sambutan acara tersebut, Bapak Drs. M. Dimyati Safari, MM sebagai
Kepala Unit Program Belajar Jarak Jauh – Universitas Terbuka (UPBJJ–UT),
mengatakan bahwa selama itu UT berkantor di gedung sebelah, tapi sekarang
sudah punya gedung sendiri dan kantor UPBJJ–UT ini diresmikan tanggal
24–06–2004 (“9”).
74
“9” CODE Angka Fenomenal Religius
Di acara OSMB tersebut ada kuis dengan pertanyaan : UT adalah Perguruan
Tinggi yang ke berapa dan dengan Keputusan Presiden RI nomor berapa. Untuk
mendapatkan hadiah kuis tersebut berlomba-lomba mahasiswa/i mencari informasi
dalam buku panduan Katalog Universitas Terbuka 2004 dan membacanya.
Ternyata Universitas Terbuka merupakan Perguruan Tinggi Negeri ke 45
(“9”).
Dan juga ternyata Perguruan Tinggi Universitas Terbuka diresmikan pada
tanggal 4 September 1984, dengan Keputusan Presiden RI Nomor 41 – 1984
(“9”).
Bagi anak muda tamatan SMA, UT mempunyai kesan seakan sekolah
buangan karena siapa saja bisa masuk tanpa test. Tapi tidak bagi orang yang
memang ingin belajar ilmunya, Universitas Terbuka adalah program belajar mandiri
yang membutuhkan motivasi dari dalam diri. Mahasiswa mahasiswinya datang dari
status ekonomi sosial A sampai C. Tidak berlebihan romantisme kalau saya
mengalami hampir semua modul pelajaran Ilmu Pemerintahan di Universitas
Terbuka berisikan “9” Modul.
Tahun ajaran 2006 setengah tahun pertama Semester IV, saya mengambil tiga
puluh Sistem Kredit Semester ( SKS ) dalam sepuluh mata pelajaran kuliah.
Setelah Daftar Nilai Ujian keluar, ada satu mata pelajaran “Etika Pemerintahan”,
berkode IPEM 4430 tidak tercetak, yang keluar kode IPEM 4431 “Organisasi &
Manajemen Pemerintahan” yang tidak ada nilai, sehingga satu mata pelajaran tidak
lulus untuk tiga SKS. Cukup lama saya minta tolong petugas sekretariat UT
menemukan nilai itu. Padahal sudah didukung data administrasi yang lengkap,
mereka masih belum ada perhatian menemukan nilai itu. Beberapa kali saya
telepon masih belum juga berhasil, sampai tahun 2007 bulan Februari tanggal 12
saya berniat menghubunginya kembali dengan emosi yang hampir terpancing sambil
melihat satu mata pelajaran yang tidak lulus itu. Tapi tiba-tiba saya “kembali
kepada Allah” menjadi sabar ketika terbaca klik kode “9” dalam Daftar Nilai
Ujian tertanggal 08 – 11 – 2006 (“9”).
Tidak jadi emosional, saya tanyakan apakah nilainya sudah keluar, petugas
memberikan kabar baik bahwa kesalahan sudah terlacak dan nilai sudah keluar.
Kesalahannya terletak pada lembaran ujian yang salah membulatkan tanda angka
yang seharusnya dibulatkan angka nol tapi yang dibulatkan angka satu. Dua hari
kemudian tanggal 14 Februari 2007, saya ambil Daftar Nilai Ujian dengan
kesepuluh mata pelajaran yang ada nilai dan lulus semester IV, ternyata Daftar
Nilai Ujian dengan perbaikan sudah terbuat tanggal 07 – 02 – 2007 (“9”).
Ketika hati lega semua pekerjaan sudah selesai, saya baca semua keterangan
dalam lembar Daftar Nilai Ujian dan terbaca bahwa batas akhir registrasi 2007
setengah tahun pertama adalah bulan Maret 2007, tanggal “9”.
75
Kode “9” Di Balik Mimpi
Dalam kesempatan itu juga saya mendaftarkan diri lagi untuk melanjutkan
semester VI. Sambil membaca keterangan dalam lembaran nilai, terbaca bahwa
hari pertama Ujian Akhir Semester VI ketika itu akan dilaksanakan pada tanggal
13 – 05 – 2007 (“9”).
Saya menjalani kuliah FISIP jurusan IP di UT dengan penuh motivasi. Belajar
mandiri tidak tergantung orang lain untuk mendorong belajar, dan penuh antusias
karena menerimanya sebagai ibadah kepada Allah. Di balik kode “9” yang diiringi
pesan mimpi ini saya menangkap ada kebersambungan dengan Allah. Allah
memotivasi saya memaksimalisasi pencapaian dalam bidang pendidikan sebagai
tanda restuNya konsep manusia total yang saya adopsi sebagai penyelarasan
hidup yang seimbang.

Tidak ada komentar: