Senin, 10 November 2008

"9" Code, Angka Fenomenal Religius

BAB I : PENDAHULUAN

Bismillaahirrahmaanirrahiim, atas nama Allah Maha Esa dan Maha Pengasih,
saya Fariani mengucapkan syukur, hanya dengan kehendak Allah buku ini
dapat terbit dan beredar. Dengan segala kerendahan hati saya persembahkan buku
ini kepada yang tercinta anak kandung Chika dan Ocha, ibu dan almarhum ayah
kandung, saudara kandung, suami, keponakan, keluarga besar, handai taulan dan
pembaca yang budiman. Isi buku ini merupakan pengalaman empiris pribadi yang
bersifat spiritual religius, berisikan penelitian dan pembuktian fakta konkret yang
dilakukan secara individual, itu mengapa buku ini saya anggap sebagai tulisan ilmiah
populer yang bersifat alamiah.
Mohon maaf jika ada kata yang kurang berkenan atau kesalahan yang
tentunya tidak disengaja. Tidak ada niat mendiskreditkan siapa pun atau
menyinggung apa pun dalam tulisan ini, karena untuk kepentingan jalannya
pengertian tulisan, kadang-kadang dituntut untuk mengemukakan peristiwa yang
sebenarnya.
Bagi kebanyakan orang, angka “9” tidak berfungsi sebagai kode kebersambungan
dengan Allah, tapi berfungsi sebagaimana fungsi bilangan angka 1 atau
2 atau angka biasa lainnya yang tidak punya arti lain secara khusus. Kalau
memang demikian, ada baiknya begitulah memperlakukan fungsi angka tersebut.
Tapi khusus bagi saya dalam hal ini, angka “9” merupakan angka “kode
pemberian Allah”.
Artinya, saya ditakdirkan menerima angka “9” sebagai kode dari Allah.
Karenanya, angka “9” saya yakini sebagai salah satu karunia dari Allah yang
tersembunyi di balik peristiwa dengan maksud memberikan kode salam bahwa
“Allah menyertai”.
Di samping itu, angka “9” saya yakini sebagai sinyal komunikasi dengan Allah
dalam caraNya menunjukkan kebesaranNya kepada saya, sehingga apa pun yang
terjadi dengan saya seyogianya saya berserah diri untuk “kembali kepada
Allah”.
2
“9” CODE Angka Fenomenal Religius
Di balik angka “9” sebagai kode yang tak terselami manusia biasa, ada power
yang bersifat mahahalus menembus hati siapa pun. Ada mata yang bersifat
mahatajam menembus ruang dan waktu kapan pun. Ada cahaya yang bersifat
mahadasyat menembus informasi apa pun. Ada zat yang bersifat mahalembut
menembus media apa pun. Yang bekerja menggerakkan setiap peristiwa,
menciptakan situasi kondisi serta melindungi dan menolong agar hidup selalu
menjadi praktisi ingat “ kehadiran Allah”.
Kode “9” yang ditemukan di balik peristiwa, terdapat di dunia religius. Dalam
kehidupan religius tidak mengenal keberuntungan atau kesialan. Baik keberuntungan
atau kesialan yang dianggap dalam dunia fana, adalah manifestasi dari
cobaan Allah. Allah berkehendak manusia dapat membaca kehendak Allah melalui
cobaan yang bermuatan pelajaran dan memetik pelajaran untuk kemudian
“berkepercayaan kepada Allah”.
Kejadian demi kejadian dalam kode “9” semata-mata cara Allah menyadarkan
dan memberikan pengertian dan kepercayaan bahwa dalam kehidupan ini tidak ada
yang kebetulan karena semua ada yang mengatur dari atas secara global universal
komprehensif tapi sangat individual detail unik di luar jangkauan perhitungan dan
penyelidikan ilmu manusia, sebagai tanda “kebesaran Allah”.
Di balik kode “9”, saya mengalami kenyataan spektakuler, dahsyat dan
mempesona dalam peristiwa yang melekat sepanjang kehidupan saya, sehingga
pada awal terbukanya tabir kode “9” ini, saya terheran-heran sendiri dengan
perhitunganNya, sehingga rasa keterheranan ini memberikan dampak “Ha?
Effect”.
Namun, karena peristiwa di balik angka “9” ini selalu terjadi berulang
dihadapan saya sejak dalam kandungan ibu sampai sekarang dan aksioma
kemudian berkata bahwa di balik angka “9” ternyata ada kode dari Allah, lama
kelamaan kesadaran ini akhirnya memberikan saya dampak “Aha ! Effect”.
Karena dunia dan kehidupan ini digerakkan oleh Allah dan karena manusia
tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir,
maka kehidupan yang terbaik bagi setiap manusia adalah kehidupan yang hanya
atas “kehendak Allah”.
Karena ilmu Allah dapat mentransfer informasi kepada siapa pun yang
dikaruniakanNya melalui media apa pun sesuai kehendakNya, maka Angka “9”
sebagai kode yang dimaksud di sini adalah angka “9” yang bukan diatur atas
kesengajaan dan kehendak saya sendiri, tapi angka “9” yang diatur olehNya
sebagai tanda “ridho Allah”.
Sebagaimana tertulis di Kitab Suci Al Qur’an atau Injil dalam surat-surat di
bawah ini :
Pendahuluan
3
An-Najm 24-26 :
(Huruf Arab dan latin)
“Atau apakah manusia akan mendapat segala yang dicita-citakannya?
(Tidak), maka hanya bagi Allah kehidupan akhirat dan kehidupan dunia.
Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafa’at mereka sedikit pun tidak
berguna, kecuali sesudah Allah mengizinkan bagi orang-orang yang
dikehendaki dan diridhoiNya.”
Yohanes 2:17 :
“Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang
melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya”.
Yohanes 7:17 :
“Barang siapa mau melakukan kehendakNya, ia akan tahu entah ajaran Ku
ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri Ku sendiri”.
I Petrus 4:2 :
“Supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan
manusia, tetapi menurut kehendak Allah”.
Efesus 5:17 :
“Sebab itu, janganlah kamu bodoh, tapi usahakanlah supaya kamu mengerti
kehendak Tuhan”.
Filipi 2:13 :
“Karena Allah-lah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun
pekerjaan menurut kerelaanNya”.
Masalahnya, bagaimana manusia memahami sesuatu itu atas kehendak Allah ?
Sesungguhnya Allah membentangkan fasilitas agar dapat berkomunikasi dengan
manusia dan dapat menginformasikan segala sesuatu kepada manusia agar
mengetahui kehendak Allah dan ridho Allah melalui media apa saja sesuai
kehendakNya. Namun tidak semua kadar daya tangkap kecerdasan spiritual dan
kerendahan hati manusia dapat menangkap dan membaca maksud tersebut. Begitu
pula angka “9” dalam kadar kecil dan individual sebagai salah satu media kode
yang dikaruniakanNya dengan maksud menginformasikan takdir.
Ada pepatah Seeing is believing yang artinya Anda melihat Anda percaya,
dan kini saya katakan Experiencing is understanding yang artinya Anda alami
4
“9” CODE Angka Fenomenal Religius
Anda mengerti. Pengertian yang didapat karena ’mengalami” akan bersifat
permanen, tapi sebaliknya, pengertian yang didapat berdasarkan “kata orang” lebih
bersifat temporer. Begitulah saya mempunyai pengertian angka “9” sebagai kode
karena mengalaminya.
Angka “9” yang fenomenal menjadi populer belakangan ini, karena angka “9”
juga banyak terjadi di sekitar diri Pak SBY dan peristiwa yang mengiringinya
menjadi presiden sampai Partai Demokrat yang mengusungnya menjadi presiden
tahun 2004 lalu.
Dalam Mini Biografi SBY “Sang Kandidat” halaman 143 dituliskan bahwa:
“Angka “9” mewakili hasrat pencapaian kestabilan mental dan spiritual. Angka “9”
melambangkan sifat Uranus : penyayang, perhatian dan pandai bergaul. Orang
yang lahir pada tanggal ini juga dapat diandalkan, bersifat tenang dan penuh dengan
metodis. Selain sabar dan pekerja keras, berpegang terus pada hal-hal rutin yang
sudah menjadi tradisi umum”.
Makna “kestabilan mental spiritual”, makna “keajaiban” dan makna “kembali
kepada Allah” dalam kandungan angka “9” ini sesuai dengan kestabilan, keajaiban
dan kembalinya angka “9” ke “9” lagi walau dikalikan dengan angka berapa pun.
Dengan kata lain, walau angka “9” dikalikan dengan bilangan berapa pun, maka
jumlah perkalian tersebut akan menghasilkan jumlah yang tetap stabil, ajaib dan
kembali ke angka “9”. Hal ini tidak seperti angka lainnya yang walau dikalikan
dengan angka berapa pun kecuali 1, maka jumlah perkalian tersebut akan
menghasilkan jumlah angka yang tidak stabil, tidak ajaib dan tidak kembali ke angka
semula karena berubah.
Dalam Numerologi dari www.primbon.com tercatat, “Mungkin angka “9”
untuk banyak orang adalah angka yang paling memiliki aurora keberuntungan yang
terbesar. Angka ini dipercaya akan selalu membawa keberuntungan bagi
pemiliknya. Untuk bangsa Cina, angka “9” ini disebut pembawa hokki karena
logikanya, angka tersebut merupakan angka terbesar sebelum nol sebagai angka
yang nihil. Sama seperti angka 13, angka “9” pun dapat berada pada berbagai
macam benda yang dipercaya akan membawa keberuntungan bagi pemiliknya”.
Rumor mengatakan angka “9” merupakan angka tertinggi karenanya sebagai
tanda keberuntungan, sehingga banyak orang sengaja merekayasa misal dengan
mencari nomor telepon atau nomor plat mobil atau nomor lain dengan angka “9”.
Ada juga yang sengaja mengadakan acara dengan jumlah tanggal bulan dan tahun
menjadi berjumlah “9” yang dianggap qiu-qiu atau hokki. Berdasarkan apa yang
saya alami, selama menganggap angka “9” adalah keberuntungan yang dibuat atas
“kehendak sendiri” dan coba untuk menguasainya - bukan atas “kehendak Allah”,
maka angka “9” tersebut bukan merupakan kode, tapi bagi saya itu hanyalah
tahayul dan mitos.
Pendahuluan
5
Menurut ajaran Hindu Bali, dalam kehidupan ini ada istilah Nana Sanga yang
berarti ada “9 Kunci Religius” atau “9 Sinar Suci Tuhan”, yang mengelola: 1) Ilmu
Pengetahuan, 2) Penyakit, kesehatan, penyembuhan penyakit dan obatnya, 3)
Tatanan dusun, desa & kota, 4) Kekuatan, 5) Alam penantian, 6) Badan jalan, 7)
Alam semesta daratan, laut, gunung, langit, 8) Surga & neraka, 9) Binatang &
tumbuhan. Menurut mereka, untuk mengelola ini semua harus ada sinar suci Tuhan
yang datang.
Menurut ajaran Islam Jawa, ada istilah Wali Songo yang berarti ada “9 Wali
Allah”. Begitu pula dalam ajaran Islam, ada istilah 99 Al Asma’ul Husna, yaitu “99
Nama-nama Allah”. Istilah-istilah ini tidak untuk dibahas dalam buku ini.
Sebagai pengukuhan “daya percaya” terhadap karunia kode “9” ini, Allah
menambahkan saya dengan apa yang saya anggap karunia-karunia petunjuk Allah
lainnya sebagai media komunikasi denganNya, yaitu melalui: 1) pesan mimpi, 2)
penglihatan spiritual, 3) pendengaran spiritual, 4) kata-kata gaib melalui komputer,
5) kata-kata kebenaran melalui hikmat rohaniwati, 6) Firman Allah melalui “Yesus”
dan Roh Kudus. Bahkan banyak di antaranya, karunia-karunia ini bertemu dalam
satu pesan kongkret yang saling mengukuhkan “daya percaya” nya. Bahkan untuk
lebih mengukuhkan kode “9” – sebagai penguat “daya percaya” agar saya dapat
menarik satu makna yang diajarkanNya, Allah memberikan contoh kejadian dalam
tiga kali pengulangan.
Di antara yang menakjubkan saya terhadap kebesaran Allah sehubungan
dengan kode “9” ini adalah ketika dalam proses penulisan buku ini saya baru
tersadar ternyata ketika saya mengalami pencerahan pertama yaitu menemukan
kebenaran melalui pesan mimpi – seperti dikemukakan dalam Bab V dengan tajuk
“Kode “9” Di Balik Konsep”, kobaran spiritual saya terkondisikan selama
“9” hari.
Begitu pula ketika saya mengalami pencerahan kedua yaitu menemukan
kebenaran melalui Firman Allah oleh “Yesus” dan Roh Kudus – seperti
dikemukakan dalam Bab X dengan tajuk “”9” Hari Penggemblengan”, kobaran
spiritual saya juga terkondisikan selama “9” hari.
Sangat takut setakut-takutnya dan tidak hormat kepada Allah Maha Esa, kalau
saya mengaku-ngaku tujuh karunia ini adalah suara dari kebenaran tertinggi atas
izin Allah, kalau ternyata semua karunia tersebut bukan fakta dan tidak benar di
lapangan dalam dunia nyata, sebagaimana tertulis dalam surat berikut :
Kisah Para Rasul 12:22 :
“Dan rakyatnya bersorak membalasnya: ’Ini suara allah dan bukan
suara manusia. Dan seketika itu juga ia ditampar malaikat Tuhan karena ia
tidak memberi hormat kepada Allah; ia mati dimakan cacing-cacing”.
6
“9” CODE Angka Fenomenal Religius
Walau ketujuh media komunikasi yang dikaruniakanNya saya alami secara
individual kongkret di lapangan, namun “daya percaya” yang ditangkap oleh orang
yang tidak mengalami sangat bertingkat. Mulai dari kode “9” yang paling sulit
dipercaya karena unik. Kata-kata gaib sepertinya hanya dialami orang tertentu
apalagi melalui komputer. Mimpi, penglihatan dan pendengaran spiritual, walau
sudah banyak yang mengalami tapi tetap sulit dipercaya. Kata-kata kebenaran dari
rohaniwati yang sudah naik tingkat “daya percaya” nya – karena sudah melibatkan
orang lain, tetap saja masih sulit diterima. Sampai Firman Allah melalui “Yesus”
dan Roh Kudus yang juga masih sulit dipercaya bagi yang tidak mengenal “Yesus”.
Walau pun karunia yang terakhir ini sudah banyak dialami secara umum bahkan
sebagian besar antero dunia. Ketujuh media komunikasi tersebut memang
merupakan hal yang sulit dipercaya bagi yang tidak mengalaminya, karena memang
irasional – melampaui segala akal manusia yang unbelieveable.
Kisah Para Rasul 13:41 :
“Ingatlah, hai kamu penghina-penghina, tercenganglah dan lenyaplah,
sebab Aku melakukan suatu pekerjaan dalam zamanmu, suatu pekerjaan,
yang tidak akan kamu percaya”.
Secara bertahap dan kronologis, mimpi dan penglihatan spiritual dikaruniakan
tahun 1996 dan masih berlangsung. Pendengaran spiritual disampaikan sekitar
tahun 1997 dan masih berlangsung. Kode “9” dikaruniakan sejak saya lahir tapi
baru disingkapkan tabir dan disadarkan tahun 2002 dan masih berlangsung Katakata
gaib melalui komputer disampaikan tahun 2003. Kata-kata kebenaran melalui
hikmat roh rohaniwati dikirim tahun 2003 dan masih berlangsung. Menyaksikan
kebenaran Firman Allah melalui “Yesus” dan Roh Kudus dikaruniakan bulan
Oktober 2005 dan masih berlangsung. Jarak waktu dari pemberian karunia pertama
melalui mimpi sampai karunia ketujuh melalui Roh Kudus memakan waktu selama
“9” tahun. Fanstastik...!!!

Tidak ada komentar: